Resi Gudang Gula Bisa Tingkatkan Kesejahteraan Petani Tebu

Editor: Yoyok - Sabtu, 27 Agustus 2022 | 21:00 WIB
Sariagri - Penerapan Sistem Resi Gudang (SRG) untuk komoditas gula yang dilakukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding Pangan ID FOOD, diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan para petani tebu.
Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD, Frans Marganda Tambunan, mengatakan penerapan SRG gula tersebut merupakan upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani sebagai penunjang produksi gula pascapanen.
"Ini merupakan bagian dalam upaya transformasi industri gula nasional serta untuk membantu meningkatkan kesejahteraan para petani tebu yang merupakan penunjang produksi gula pascapanen," kata Frans di Kabupaten Malang, Jawa Timur, kemarin.
Frans menjelaskan, tujuan implementasi SRG pada Pabrik Gula ID FOOD tersebut, sebagai salah satu instrumen tunda jual atau manajemen stok yang diharapkan bisa menjadi skema mitigasi atas risiko atau fluktuasi harga komoditas tersebut.
"Pada saat harga komoditas turun dapat menjadi skema untuk mitigasi risiko atas fluktuasi harga," ujarnya.
Selain itu, SRG komoditas gula juga bisa dipergunakan sebagai instrumen pembiayaan perdagangan dengan jaminan komoditas gula yang disimpan di gudang. Hal tersebut bisa memberikan akses permodalan usaha bagi pelaku usaha, khususnya para petani tebu.
"Melalui SRG ini juga dapat diketahui kepastian informasi ketersediaan stok dan mutu komoditas gula untuk mendukung pemasaran pelaku usaha serta mendorong peningkatan daya saing komoditas," ujarnya.
Kontribusi BUMN
Asisten Deputi Industri Pangan dan Pupuk, Kementerian BUMN, Zuryati Simbolon menambahkan, SRG merupakan kontribusi BUMN dalam pengawalan proses hulu, produksi dan pemasaran.
Sehingga, lanjutnya, tercipta keunggulan operasional perusahaan yang lebih baik untuk mendukung keberlanjutan bisnis gula. Menurutnya, BUMN Pangan memiliki ruang yang besar untuk berkontribusi dalam mewujudkan swasembada gula nasional.
"BUMN Pangan masih memiliki ruang yang besar untuk berkontribusi dalam mewujudkan swasembada gula nasional. Tantangan mengejar target produksi lokal menuju swasembada gula masih terbuka lebar," katanya.
Ia menilai, komoditas gula merupakan salah satu tulang punggung kinerja ID FOOD setelah industri trading. Upaya untuk melakukan perluasan SRG juga mendapatkan kepercayaan penuh dari pemangku kepentingan termasuk sektor perbankan dan para petani.
"Serta yang tak kalah pentingnya dukungan instansi pemerintah diantaranya Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional dan pemangku kepentingan lainnya," katanya.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding Pangan ID FOOD merealisasikan implementasi Sistem Resi Gudang (SRG) untuk komoditas gula yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan para petani tebu di dalam negeri.
Implementasi SRG untuk komoditas gula tersebut, merupakan yang pertama kali diterapkan di Indonesia.dan merupakan sinergi bersama dengan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan.
Kepala Bappebti Kementerian Perdagangan, Didid Noordiatmoko, mengatakan pemerintah terus berupaya agar SRG bisa dimanfaatkan oleh para pengusaha.
"Pemerintah terus berupaya agar SRG terus berkembang untuk dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha," kata Didid.
Didid menjelaskan, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan kementerian lembaga terkait telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong pelaksanaan SRG secara nasional. Ada sejumlah upaya yang telah dilakukan hingga saat ini.
Menurut dia, sejumlah upaya tersebut diantaranya adalah pembangunan infrastruktur SRG, pemberian alat sarana dan prasarana penambahan nilai komoditas yang disimpan di gudang SRG dan menyediakan sistem informasi guna mewujudkan digitalisasi sistem perdagangan.
"Selain itu juga memberikan pembekalan soft skill guna meningkatkan kapasitas dan profesionalitas stakeholder SRG, dan sampai dengan saat ini menjembatani perluasan akses pasar dan pembiayaan produk yang dihasilkan dari gudang SRG," katanya.
Ia memberikan apresiasi kepada BUMN Pangan ID Food bersama seluruh pemangku kepentingan yang telah berperan aktif dalam mengembangkan SRG untuk dipergunakan pada komoditas gula.
"Kami berharap implementasi SRG untuk komoditas gula tersebut bisa dilaksanakan berkesinambungan dan menjadi contoh terhadap pabrik gula dan komoditas lainnya di Indonesia," katanya.
Menurut dia, kesuksesan penerapan SRG di suatu daerah tidak lepas dari dukungan pemerintah pusat, daerah, termasuk lembaga SRG yang terlibat. Selain itu juga pengelola gudang yang mandiri dan profesional serta dukungan infrastruktur pendukung.
Baca Juga: Resi Gudang Gula Bisa Tingkatkan Kesejahteraan Petani TebuIni Alasan APTRI Dukung Pembentukan BPDP Tebu
"Sehingga bisa menciptakan jaringan pemasaran yang terintegrasi dengan para petani, nelayan atau peternak pada lokasi gudang SRG," katanya.
SRG merupakan sistem yang dikembangkan oleh Bappebti Kementerian Perdagangan sebagai salah satu instrumen manajemen stok atau tunda jual, akses pembiayaan dan skema penunjang pascapanen.