Cina Bisa Dapatkan Keuntungan dari Daging Sapi dan Babi AS

Ilustrasi sapi. (Unsplash/Shengpengpeng Cai)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Rabu, 7 September 2022 | 12:30 WIB

Sariagri - Cina merupakan salah satu importir utama produk pertanian, tetapi memiliki tindakan nontarif yang mencegah impornya tumbuh lebih besar, menurut laporan Economic Research Service (ERS) dari USDA.

Teori ekonomi menyatakan bahwa suatu negara akan mengimpor produk ketika harga luar negeri lebih rendah dari harga domestik, menurunkan harga domestik dan mempersempit “irisan” antara harga domestik dan internasional.

Dalam laporan tersebut, potensi pasar impor Cina menggunakan pendekatan price wedge—perbedaan antara harga domestik dan impor—untuk komoditas yang diimpor. Laporan tersebut memperkirakan dampak penghapusan hambatan ini untuk empat irisan tertinggi menggunakan model ekonomi global.

Baca Juga: Cina Bisa Dapatkan Keuntungan dari Daging Sapi dan Babi AS
Curhatan Pedagang Daging Soal Aksi Mogok yang Tak Kunjung Buat Harga Bersahabat

Tercatat, harga domestik di Cina melebihi harga luar negeri. Jika menggunakan contoh seperti di AS Amerika, margin besar ada di empat komoditas daging sapi (58%), jagung (64%), babi (213%), dan gandum ( 42%).

Para analis mengungkapkan bahwa menghilangkan hambatan harga ini dapat menyebabkan lebih banyak impor ke Cina. Manfaat akan tersebar luas, meningkatkan penjualan bagi produsen di Amerika Serikat dan negara pengekspor lainnya dan menghasilkan harga pangan yang lebih rendah bagi konsumen Cina.