Harga Kedelai Melambung, Pabrik Tahu: Ampun Pak, Sudah Tidak Kuat Lagi!

Pabrik Tahu di Jawa Timur terpaksa menaikkan harga jual akibat bahan baku yang mahal. (Sariagri/Arief L)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Rabu, 23 November 2022 | 15:45 WIB

Sariagri - Sejak terjadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 3 September 2022 lalu, bahan baku utama pembuatan tahu yakni kedelai impor juga ikut naik harga. Bahkan saat ini, dengan harga kedelai impor Rp15.000 per kilogram (kg) dirasa sangat memberatkan para pemilik pabrik tahu yang ada di Jawa Timur.

Menghindari kerugian yang lebih besar dan mencegah tutup beroperasi, para pengusaha industri tahu terpaksa menaikan harga.

Seperti industri tahu Langgeng jaya, yang berada di Dusun Pager, Desa Arjowinangun, Kecamatan Pacitan, Jawa Timur, yang terpaksa menaikkan harga sebesar Rp2.000, dari sebelumnya dijual seharga Rp26.000 menjadi Rp28.000 per papan.

“Pemilik tahu di Pacitan, sepakat beramai-ramai menaikkan harga jual tahu, sebesar Rp2.000  per papan. Hal itu terpaksa dilakukan lantaran harga kedelai impor tidak kunjung turun, bahkan  cenderung terus meningkat. Sejak pandemi terus naik meski Rp200 per kilo namun sekarang tak bisa dikendalikan tembus Rp15.000. ini sangat memberatkan,” keluh Ketua paguyuban pengusaha tahu Pacitan, Dodik Winoto kepada Sariagri, Selasa (22/11/2022).

Dodik minta pemerintah segera menstabilkan kembali harga kedelai agar pengusaha tahu tidak terus merugi. Sebab jika terus naik, dikhawatirkan para pemilik pabrik tahu kesulitan untuk beroperasi.

“Untuk biaya produksi sekarang sudah kesulitan karena terjadi pembengkakan. Kalau dinaikan terus harga jual tentu akan memberatkan konsumen dan bisa tidak ada yang beli. Semoga pemerintah bisa mengintervensi harga kedelai,” ujarnya penuh harap.

Tak tahan dengan harga kedelai impor terus naik, pemilik pabrik tahu di wilayah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur ikut menaikan harga jual.

Salah satunya Markus, pemilik pabrik tahu di Desa Jetis, Kecamatan Besuki, Situbondo. Menurutnya tidak ada pilihan lain, selain menaikan harga jual tahu. Sebab jika tidak dilakukan roda usaha yang telah dirintis selama 20 tahun terancam gulung tikar.

“Ampun pak, sudah tidak kuat lagi. Sebab bahan bakunya mahal, harga kedelai sekarang sudah tembus Rp15.000. kenaikan ini tidak wajar. Sebelum-sebelumnya dibawah harga Rp10.000. kok sekarang terus naik. Ya terpaksa menaikan harga tahu, ini jalan satu-satunya. Sebab jika tidak naik, pabrik bisa tutup,” paparnya.  

Markus menyebutkan kenaikan harga ini sudah yang ketiga kalinya. Sebelumnya per 1 loyang atau kotak dijual Rp19.000 naik menjadi Rp22.000. kemudian naik lagi Rp24.000 dan sekarang terpaksa dinaikan kembali menjadi Rp26.000.

“Dalam proses memasak kedelai mentah membutuhkan sebanyak 16,5 kilogram kedelai. Dari situ bisa menjadi 10 papan atau loyang kotak. Setiap pampan harganya naik terus menyesuaikan harga kedelai. Sekarang dijual Rp26.000,” tuturnya.

Upaya menaikan harga jual, terpaksa dilakukan untuk menghindari kerugian yang terus terjadi. Selain itu, ia juga mempertahankan nasib 20 orang pekerja yang mengantungkan hidup dari bekerja di pabrik tahu.

“sementara masih kuat bertahan. Namun tidak ada pilihan selain menaikan harga jual tahu. Lebih baik demikian daripada saya tutup. Kasihan pekerja saya, nanti makan apa. Semoga pemerintah bisa segera menstabilkan harga kedelai, agar usaha saya ini tetap bisa beroperasi,” tandasnya.

Kenaikan harga kedelai impor juga dikeluhkan produsen Tahu dan Tempe di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Demi bisa bertahan produksi, pemilik pabrik terpaksa menurunkan jumlah produksi hingga 50 persen dan menaikan harga jual.

Seperti yang dilakukan Fauzan, pemilik pabrik tahu tempe di Desa Talang, Kecamatan Saronggi, Sumenep. Sejak harga kedelai terus naik, ia sudah mengantisipasinya dengan berbagai macam cara.

Mulai dari memperkecil ukuran hingga menurunkan produksi. Namun demikian harga bahan baku kedelai impor tak kunjung turun dan bahkan tembus Rp15.000 per kg, membuat ia terpaksa menaikan harga jual.

“kenaikan harga kedelai ini terjadi ditengah situasi ekonomi yang tidak menentu. Baru saja usaha melemah akibat pandemi dan belum pulih betul, kini dihantam kenaikan harga BBM dan kedelai yang semakin mahal,” ucap Fauzan.

Baca Juga: Harga Kedelai Melambung, Pabrik Tahu: Ampun Pak, Sudah Tidak Kuat Lagi!
Harga Kedelai Impor Tembus Rp14.000, Pabrik Tahu Rugi Jutaan Rupiah

Sebelumnya, saat kedelai masih dikisaran Rp12.800 per kg, ia mampu membeli kedelai untuk bahan produksi sebanyak 2 ton dari Surabaya. Namun saat ini, ia hanya berani membeli 8 kwintal untuk stok selama satu bulan.

“berulang kali kami sampaikan keluhan melalui komunitas maupun paguyupan pabrik tahu terkait kenaikan harga kedelai ini. Namun rupanya tidak pernah ditanggapi. Langkah terakhir, kami sudah berkomunikasi dengan para pedagang dan sepakat menaikan harga tahu maupun tempe minggu-minggu ini. karena jika tidak begitu, usaha bisa gulung tikar,” jelasnya tanpa membeberkan kenaikan harga tahu tempe saat ini.