Mendag Optimistis Nilai Ekspor Perdagangan 2023 Capai Rp4.508 Triliun

Editor: Yoyok - Selasa, 3 Januari 2023 | 14:00 WIB
Sariagri - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas optimistis sektor perdagangan Indonesia akan tumbuh positif pada tahun 2023. Untuk itu, target ekspor nonmigas Indonesia bisa mencapai 289.76 miliar dolar AS atau setara Rp4.508 triliun (asumsi kurs Rp 15.560 per dolar AS). Adapun, per November 2022, ekspor nonmigas Indonesia tercatat mencapai 253,61 miliar dolar AS.
"Ekspor 2023, target ekspor nonmigas negara tahun 2023 sebesar 289,76 miliar dolar AS dari sebelumnya baru 253 miliar dolar AS," ujar dia di Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Zulhas menuturkan, meski penuh tantangan dan dinamika ekonomi global, capaian sektor perdagangan sepanjang 2022 telah memberi optimisme menyambut tahun 2023.
“Di tengah situasi perekonomian dan perdagangan selama 2022 yang penuh tantangan, bahkan diwarnai dengan berbagai krisis, mulai dari krisis pangan, krisis energi, krisis keuangan, dan krisis geopolitik, kita patut bersyukur karena masih bisa mencatatkan banyak capaian positif pada sektor Indonesia,” katanya .
Guna mengantisipasi dinamika perekonomian dan perdagangan global yang penuh tuntutan, Menteri Zulhas mengatakan diminta akan mengeluarkan berbagai kebijakan strategis.
Beberapa di antaranya adalah peningkatan mendukung nilai tambah produk yang diedarkan melalui industri hilirisasi; transisi perdagangan hijau; ekspansi dan penetrasi ke pasar ekspor nontradisional yang memisahkan Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah; serta peningkatan akses pasar internasional melalui perdagangan perdagangan, pameran, maupun misi dagang.
“Penguatan pasar dalam negeri juga akan terus dilakukan dengan menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok, peningkatan dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui digitalisasi, pemanfaatan sarana perdagangan obat, serta pengendalian impor secara pembelian,” jelas Zulhas.
Lebih lanjut, untuk sektor perdagangan luar negeri, dia menyampaikan, agar menjaga momentum pemulihan ekonomi Indonesia tahun 2022 karena ekspor memberikan kontribusi yang sangat signifikan. Apalagi beberapa negara mitra dagang utama Indonesia, seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan Uni Eropa justru mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2022.
Sejak kuartal IV/2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia Berhasil terjaga di atas 5 orang. Meskipun sebelumnya pada kuartal II/2020 hingga kuartal I/2021 mengalami kontraksi atau minus, ekonomi Indonesia mampu bangkit dan pulih secara bertahap hingga tumbuh 5,72 persen yoy pada kuartal III/2022.
Selama pemulihan, ekspor menjadi salah satu komponen utama pendorong pertumbuhan ekonomi. Kontribusi ekspor barang dan jasa bahkan terus meningkat sejak triwulan II/2021 hingga triwulan III/2022, dari 20,46 persen menjadi 26,23 persen dari total produk domestik bruto (PDB).
Pertumbuhan ekspor barang dan jasa juga tercatat dua kali menjadi yang tertinggi pada 2022, yaitu pada triwulan I dan II dengan pertumbuhan 16,22 persen yoy dan 19,74 persen yoy. Nilai ekspor nonmigas sebagai pendorong kinerja ekspor total 2022 bahkan mencapai 253,61 miliar dolar AS pada Januari - November 2022, telah melampaui capaian 2021 sebesar 219,25 miliar dolar AS. Kenaikan harga komoditas seperti nikel dan batu bara memang masih menjadi faktor utama sebagai dampak era komoditas supercycle.
Baca Juga: Mendag Optimistis Nilai Ekspor Perdagangan 2023 Capai Rp4.508 TriliunBenua Afrika Potensial Jadi Negara Tujuan Ekspor RI
Pada Januari - November 2022 ekspor produk olahan nikel tumbuh sangat tinggi sebesar 398,39 persen yoy, diikuti batu bara sebesar 70,17 persen YoY.
Zulhas mengungkapkan, meski terjadi pelemahan global, selama periode tersebut ekspor produk manufaktur Indonesia masih tetap tumbuh. Besi baja tumbuh 37,11 persen yoy, alas kaki tumbuh 29,27 persen yoy, serta kendaraan dan bagiannya tumbuh 27,29 persen yoy.