Kisah Perajin Kue Kering dari Biji-bijian yang Sukses Ekspor ke Australia

Para perajin kue kering dari biji-bijian. (Sariagri/Arief L)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Rabu, 4 Januari 2023 | 12:00 WIB

Sariagri - Melandainya pandemi Covid-19, membawa berkah bagi Sayuk Wibawati, seorang perajin kue kering rumahan di lingkungan Gomong, Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Sejak libur Natal dan Tahun Baru 2023, produksi kue keringnya banjir pesanan, bahkan mampu di ekspor ke Australia. 

Saat didatangi Sariagri ke rumah produksinya, Ayuk -sapaan akrabnya- mengaku sejak libur tahun baru banyak mendapat pesanan humpers atau parsel berisikan jajanan kering dari biji bijian, pihaknya bahkan sampai memproduksi 300 pack kue kering per harinya. 

"Alhamdulillah banyak pesanan untuk perataan Natal kemarin dan sejumlah hotel sama restoran," kata Ayuk. 

Selain karena varian rasanya yang gurih, meningkatnya pesanan karena tampilan parsel yang unik sesuai momen, baik saat Natal, tahun baru maupun hari besar islam, dengan dihiasi pernak pernik sesuai permintaan konsumen. 

Ayuk mengaku, pihaknya sejauh ini hanya memanfaatkan pasar online, namun permintaan parsel kue kering mampu meningkat hingga 50 persen atau dari sebelumnya 100 hingga 200 pack perhari, kini bisa sampai 150 hingga 300 pack perharinya.

Bahkan, saat perayaan natal kemarin, pihaknya ekspor kue kering ke Australia. "Alhamdulillah kemarin kita juga ekspor langsung ke Australia," tutur Ayuk. 

Meningkatnya pesanan juga membuat Ayuk harus menambah kapasitas produksi dari 49 kilogram menjadi 60 kilogram biji bijian sehari, untuk mendapatakn 400 pcs kue kering yang siap di kirim kepada pemesan atau konsumen.

Biji-bijian yang digunakan ibu 3 anak ini untuk mengolah kue kering seperti kacang hijau, kacang merah, kacang mete, biji kopi, biji jagung, kacang melinjo, dan bahkan kacang lebui. 

"Ada banyak jenis dan varian rasanya, tergantung biji yang kita gunakan," ucapnya. 

Membuka bisnis kue kering ini diakui Ayuk tidak terlepas dari keinginannya ingin melihat masyarakat mengonsumsi makanan bergizi, dengan cita rasa yang enak dari makanan ringan. Karena menurutnya, banyak yang ingin memakan makanan bergizi namun belum tentu suka dikosumsi.

"Dengan mengonsumsi kue kering ini kan orang jadi tidak cepat enek, karena bisa dimakan jadi cemilan, saat beraktivitas dan lagi santai di rumah," tambahnya.

Berkat kegigihannya dalam mengelola bisnis kue kering sejak tahun 2012 lalu, kini Sayuk berhasil memetik apa yang dia tanam. Bagaimana tidak, selain mampu membuka cabang di sejumlah wilayah, produk kue keringnya saat ini sudah dikenal ke sejumlah daerah dan bahkan luar negeri. 

Baca Juga: Kisah Perajin Kue Kering dari Biji-bijian yang Sukses Ekspor ke Australia
Hore! Produk UMKM RI Dipermudah untuk Ekspor

Hasilnya pun cukup fantastis dengan jumlah rata-rata penghasilan mencapai ratusan juta per bulan, di mana paling tinggi mencapai Rp300 juta per bulan. Bahkan, sejak pandemi Covid-19 tahun lalu, bisnisnya diakui tidak terlalu terdampak.

"Selama pandemi terdampak, tapi kalau kita lihat persentasenya tidak terlalu besar penurunannya," ungkap Ayuk. 

Pihaknya berharap ke depan bisnis yang ia jalankan bisa lebih berkembang agar bisa memberdayakan petani kacang kacangan, dan masyarakat setempat.

"Kami berharap bisa lebih maju dan bisa bermanfaat untuk masyarakat,"tutupnya.