Kepala BPS Ungkap Faktor Pertumbuhan 2023, Salah Satunya Harga Komoditas

Editor: Yoyok - Senin, 6 Februari 2023 | 16:30 WIB
Sariagri - Perekonomian Indonesia pada 2022 berhasil tumbuh di atas 5 persen secara tahunan [year on year/YoY]. Padahal, perekonomian dunia sedang berada di tengah ketidakpastian.
Kepala Badan Pusat Statistik [BPS], Margo Yuwono mengatakan berbagai peristiwa di tahun 2022 menjadi catatan untuk pertumbuhan ekonomi 2023.
“Ada dua hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2023,” kata Margo di Jakarta, Senin [6/2/2023].
Margo menyebutkan, pertama terkait isyarat adanya ancaman bagi kinerja ekspor sehubungan dengan normalisasi harga komoditas. Seperti diketahui, selama dua tahun belakangan Indonesia mendapat durian runtuh dari kenaikan harga komoditas ekspor andalan Indonesia.
Kenaikan harga baik batubara maupun minyak sawit mentah atau crude palm oil [CPO] mampu memberikan nilai tambah bagi pendapatan negara, kinerja ekspor, dan bermuara pada solidnya pertumbuhan ekonomi.
Dengan harga komoditas yang mulai normalisasi, Margo mengingatkan Indonesia perlu waspada karena bisa saja ini melemahkan kinerja ekspor pada tahun 2023.
"Pada tahun 2022, ekspor memberi andil besar pada perekonomian. Jadi, perlu waspada harga komoditas yang mulai menurun," tegas Margo.
Kedua, inflasi juga menjadi hal yang perlu diwaspadai oleh otoritas. Pada tahun 2022, dunia menghadapi lambungan inflasi karena gangguan rantai pasok global dan kenaikan permintaan akibat mulai pulihnya perekonomian.
Meski Margo yakin kenaikan inflasi tak akan setinggi tahun sebelumnya, tetapi Margo berpesan baiknya otoritas tetap melakukan upaya untuk menekan inflasi Indonesia agar tak bergerak liar.
Pasalnya, kenaikan harga erat kaitannya dengan daya beli masyarakat. Bila inflasi bergerak tinggi, maka akan mengganggu daya beli masyarakat dan bermuara pada tertekannya konsumsi rumah tangga.
Baca Juga: Kepala BPS Ungkap Faktor Pertumbuhan 2023, Salah Satunya Harga KomoditasWaduh, Harga Komoditas Unggulan RI Mulai Alami Penurunan
Padahal, selama ini konsumsi rumah tangga merupakan komponen pengeluaran yang memberi sumbangan terbesar pada produk domestik bruto Indonesia.
"Inflasi tetap harus menjadi perhatian, karena erat kaitannya dengan daya beli. Penting bagi pemerintah menjaga stabilitas harga barang maupun jasa untuk jaga daya beli masyarakat," tandas Margo.