• Home
  • News
  • Pertanian
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Podcast
  • Galeri
  • Stories
  • Events
  • Indeks
  • Home
  • News
  • Pertanian
  • Peternakan
  • Perkebunan
  • Pangan
  • Hortikultura
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Poscast
  • Galeri
  • Stories
  • Events
  • Indeks
  • Home
  • Perdagangan

Pengrajin Cobek Garut Terhempas Lesunya Restauran Selama COVID-19

sariagri.id - Jumat, 19 Februari 2021 | 12:50 WIB

cobek, covid, restoran berita ekonomi, Berita UMKM, berita perdagangan, ekonomi digital, perdagangan, perdagangan internasional, ekonomi digital indonesia, UMKM

Cobek yang biasa untuk sambal di rumah makan Sunda (Sariagri/ Jayadi)
Cobek yang biasa untuk sambal di rumah makan Sunda (Sariagri/ Jayadi)

Masa pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir setahun terakhir, membuat kalangan pengrajin cobek di Kecamatan Banyuresmi, Garut, Jawa Barat meradang.

Penulis: Jayadi, Editor: Andry

SariAgri - Masa pandemi COVID-19 yang berlangsung hampir setahun terakhir, membuat kalangan pengrajin cobek di Kecamatan Banyuresmi, Garut, Jawa Barat meradang.

Restoran dan rumah makan terutama khas Sunda yang selama ini menjadi pangsa pasar terbesar mereka, terhempas akibat pembatasan sosial dan aktivitas masyarakat.

Cobek adalah alat dapur yang digunakan menghaluskan dan mencampur bumbu masakan. Alat itu berasal dari tanah liat yang dibentuk, kemudian dibakar hingga di jemur atau yang biasa disebut kerajinan tembikar.

Salah satu pengrajin cobek dari Kampung Babakan Pariuk,Desa Sukalaksana, Banyuresmi, Garut Ade Santi, (36) mengatakan, kebijakan pemerintah yang memberlakukan beberapa kali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat COVID-19 membuat usaha mereka kolaps.

“Banyak restoran dan rumah makan yang berhenti, sehingga menghentikan pesanan,” ujarnya, saat ditemui.

Kondisi itu berbanding lurus dengan lesunya penjualan pelaku usaha peralatan dapur, yang biasa menjual cobek di pasar tradisional hingga supermarket.

“Belum juga masuknya peralatan modern, membuat usaha kami semakin tersisihkan,” kata dia.

Ade menyatakan, usaha cobek yang ia jalankan merupakan usaha keluarga yang diwariskan secara turun temurun.

“Kalau di kampung ini dulu mayoritas pengrajin dan penjual cobek, sehingga dikenal dengan babakan pariuk (alat menanak nasi dari tanah atau logam),” kata dia.

Memiliki anugerah tanah liat berwarna merah dan hitam yang pekat, membuat masyarakat sekitar berolah tanah menjadi bahan peralatan rumah tangga secara tradisional. Hasilnya, mayoritas peralatan cobek beragam ukuran hingga peralatan lain yang berasal tanah liat, mayoritas dipasok dari wilayah ini sejak lama.

Pengrajin tembikar lainnya, Entin (55) mengatakan, proses pembuatan cobek yang dilakukan warga Babakan Pariuk memang terbilang mudah dan sederhana.

“Bahan utamanya ya tanah liat baik yang merah ataupun yang hitam,” kata dia.

Kemudian kedua bahan tersebut diaduk hingga merata hingga menjadi bahan siap cetak untuk pembuatan cobek. “Biasanya kami simpan dulu semalam sebelum dicetak ‘Sintir’,” kata dia.

Setelah disimpan semalam, adonan bahan cobek yang tercampur sempurna dibentuk sesuai ukuran yang diharapkan pada Sintir, sebuah mesin pembuat bulatan, yang dibuat dari bekas mesin kendaraan.

Bahan yang sudah terbentuk kemudian dijemur 2-3 jam hingga akhirnya dibakar dengan waktu yang hampir sama. “Sebenarnya cuaca sangat menentukan, jika musim hujan seperti ini proses pembuatan bisa lebih lama,” ujar dia.

Entin menyatakan, rata-rata cobek hasil kerajinan warga Babakan Pariuk dipasarkan di wilayah Garut dan Bandung, sementara pangsa pasar terbesar berasal dari restoran dan warung nasi tradisional.

Sementara soal urusan harga, cobek produk olahan tangan UMKM masyarakat ini terbilang murah meriah. Untuk ukuran kecil dalam keadaan basah (sebelum dibakar) dijual Rp 600 per biji, sementara cobek kering yang sudah dibakar Rp 1.000 per biji, sedangkan ukuran sedang dan besar di jual di angka Rp 3.000 per biji atau sekitar Rp 60 ribu per kodi (berisi 20 buah).

SHARE

  • LINE

TOPICS

  • UMKM
  • Usaha UMKM
  • Virus Corona
  • Ekonomi

COMMENTS

Lainnya

  • Ilustrasi Babi. (Pixabay)

    Peternakan 2 menit lalu

    Wih! Babi Ternyata Jago Main Video Game, Begini Aksinya

  • Sebanyak 18.049,47 kilogram udang beku senilai 233.240,88 dolar AS tersebut akan diberangkatkan ke Jepang. (Kementan)

    Perikanan 12 menit lalu

    SKIPM Yogyakarta Siap Jemput Bola Agar Pelaku Usaha Tetap Bisa Ekspor

  • Ilustrasi kecoak (Pixabay)

    Peternakan 22 menit lalu

    Terungkap, Ini Alasan Kenapa Orang Takut Ular dan Kecoak

  • Ilustrasi Kota Jakarta (Pixabay)

    News 27 menit lalu

    Ini Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Udara Bersih di Jakarta

  • Ilustrasi pohon alpukat yang telah mulai berbuah ( Pixabay -  Cesar Gonzalez )

    Hortikultura 32 menit lalu

    Ini Dia Sederet Jenis Alpukat yang Jadi Primadona Ekspor Dunia

  • Ekspor nanas segar Indonesia ke beberapa negara dikenakan tarif tinggi.

    Perkebunan 42 menit lalu

    Ekspor Buah Dikenakan Tarif Tinggi, Kemenkop Janji Perjuangkan Penurunan

  • Petani di Gorontalo (Sariagri/ Eross A)

    Pertanian 52 menit lalu

    RI Akan Impor Beras, Potensi Panen Padi di 2021 Bagaimana?

  • Ilustrasi Stok Beras (Antara)

    Pangan 57 menit lalu

    Kementan: Stok Beras Hingga Mei Capai 12,5 Juta Ton

  • Biji kakao petani Kabupaten Jembrana, Bali mampu menembus pasar internasional.

    Perkebunan 1 jam lalu

    Aroma Biji Kakao Fermentasi Asal Jembrana Tembus Pasar Dunia

  • Seorang wanita membunuh jerapah langka dan mengambil jantungnya untuk hadiah valentine. (dailymirror.co.uk)

    Peternakan 1 jam lalu

    Sadis! Wanita Ini Bunuh dan Ambil Jantung Jerapah untuk Hadiah Valentine

banner-sariagri.id

Top News

  • Pro Kontra Program Asuransi JHT Bagi Nelayan dan Awak Kapal
  • Suara dan Gelembung Bisa Bersihkan Lebih Banyak Bakteri Pada Sayuran
  • 10 Tanaman Cantik Ini Ampuh Bersihkan Udara di Ruangan
  • Spot Wisata Melihat Bunga Sakura Mekar dari Indonesia Hingga Jepang
  • Kenali dan Lindungi, Ini 4 Hama Tanaman Sorgum
  • Canggih, Ini Dia Teknologi Pertanian Otomatis Super Modern
  • KKP Tenggelamkan 10 Kapal Pelaku Illegal Fishing
  • Reza, Petani Milenial Ahli Penangkar Bibit Tanaman Buah
  • Jangan Kaget, Kelak Akan Ada Tambak Ikan di Bulan
  • Meski Manis, Benarkah Air Tebu Bikin Tubuh Cepat Langsing?
banner-sariagri.id

TRENDING TAG

  • #Pertanian
  • #Agribisnis
  • #Peternakan
  • #Perikanan
  • #Perkebunan
banner-sariagri.id
logo-sariagri.id

FOLLOW US

app-store-sariagri.id google-apps-sariagri.id

Tentang Kami Syarat & Ketentuan Disclaimer Pedoman Media Siber Karier Hubungi Kami

KATEGORI

  • Home
  • Pertanian
  • Perikanan
  • Kehutanan
  • Perdagangan
  • Energi
  • Teknologi
  • Agri Channel
  • Podcast
  • Galeri

INFORMASI

  • Tentang Kami
  • Syarat & Ketentuan
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Karier
  • Hubungi Kami

© 2021 - Sariagri, All right reserved | page rendered in 0.1144