Berita Perdagangan - Indonesia masih memiliki potensi besar untuk mengekspor produk unggulan seperti teh, kopi dan kakao ke pasar Inggris Raya.
SariAgri - Indonesia masih memiliki potensi besar untuk mengekspor produk unggulan seperti teh, kopi dan kakao ke pasar Inggris Raya. Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Olvy Andrianita mengatakan post Brexit akan memperbesar peluang tersebut.
“Menurut kami, post Brexit akan memudahkan bagi Indonesia untuk masuk ke pasar Inggris, kami lihat pasar Inggris selalu tumbuh dan bersaing khususnya untuk komoditi kopi, kakao dan teh,” ujarnya.
Dikatakan Olvy, saat ini komposisi ekspor produk teh, kopi dan kakao Indonesia di pasar Inggris masih kalah dibandingkan dengan negara-negara kompetitor seperti Vietnam untuk produk kopi. Namun, menurut Olvy Indonesia masih memiliki peluang dan kemampuan untuk meningkatkan persaingan produk ekspor di pasar Inggris Raya.
“Kami terus mendorong agar produk-produk baru Indonesia terus dikembangkan seperti white tea, black tea, dan kakao butter. Selain itu Indonesia juga sedang mengembangkan infusion tea yang kami yakin juga akan banyak peminatnya di Eropa,” jelasnya.
Baca Juga: Santan Jadi Market Leader di Hungaria, Kemendag Siapkan Produk Lain
Antisipasi Kenaikan Harga Saat Ramadan, Kemendag Koordinasi dengan Pemda
Hal tersebut, lanjut dia, sejalan dengan arahan Mendag M. Lutfi untuk mendorong Indonesia agar tidak hanya mengekspor produk mentah saja, tetapi juga mendongkrak ekspor produk olahan bernilai tambah.
“Indonesia nantinya tidak harus selalu mengekspor raw material saja tetapi harus ada transformasi ekonomi menjadi produk olahan yang bisa memberikan nilai tambah untuk produk ekspor Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional menyebutkan kopi, teh dan kakao merupakan produk pertanian yang tren konsumsinya terus meningkat meski di tengah pandemi.
Menurut Kasan, Indonesia harus bisa bersaing dan menghadapi isu pasar di Inggris Raya terkait sustainability, environmentally dan yang terpenting saat ini storytelling product.
“Ini harus jadi sebuah keharusan yang perlu dilakukan pelaku usaha Indonesia untuk memenuhi syarat pasar Inggris dan konsumen di sana, dengan demikian Indonesia akan mendapat akses pasar yang baik dan penjualan nya kan meningkat di Inggris,” katanya.
Kasan menambahkan hambatan dagang lainnya yang diberlakukan Inggris terhadap beberapa komoditas unggulan Indonesia yaitu melalui due diligence yang diterapkan Inggris Raya.
Data Kemendag menyebutkan pada tahun 2019 Indonesia menduduki peringkat 11 negara pemasok kopi ke Inggris Raya di bawah Vietnam (4). DSedangkan Indonesia menempati posisi ke-6 negara pemasok kakao di Inggris dan berada di bawah Pantai Gading yang menempati urutan teratas.
Untuk diketahui, Inggris Raya memutuskan keluar dari Uni Eropa pada 31 Januari 2020 yang disebut dengan momen Brexit. Periode transisi Inggris Raya berakhir pada 31 Desember 2020. Kini Inggris Raya dan Uni Eropa merupakan dua wilayah dengan kepabeanan berbeda.