Cara Kreatif Mengangkat Kain Tradisional Lewat Lomba Cerita Wastra

Salah satu konten pemenang Cerita Wastra ( foto: Instagram @batik.kampukkatak)

Penulis: Andry, Editor: Reza P - Rabu, 28 April 2021 | 10:15 WIB

SariAgri - Promosi adalah bagian utama dalam pengenalan pariwisata juga turunan produk-produknya, dan saat ini media sosial bisa menjadi ajang kuat untuk media promosi, terutama jika sasarannya generasi milenial.

Ini yang kemudian menginspirasi  Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Bangka Belitung untuk mengadakan  kompetisi foto kebaya dan kain tradisional melalui media sosial Instagram.

Bertajuk Cerita Wastra, selain lomba foto, peserta juga harus menulis sedikit cerita tentang wastra yang fotonya diunggah. Wastra sendiri sebenarnya berarti kain tradisional , entah itu kebaya, batik atau songket. Kegiatan ini digelar dengan semangat mempopulerkan Wastra Indonesia menjadi bagian dari busana keseharian untuk semua umur dan kalangan.

“Harapan saya, kegiatan ini dapat memberikan juga dampak positif bagi perajin Wastra Babel, dan tentunya kita turut berpartisipasi aktif dalam upaya melestarikan budaya nusantara,” kata Ketua Dekranasda Provinsi Babel, Melati Erzaldi.

Kata Melati, kecintaan bangsa Indonesia terhadap wastra adalah salah satu kunci terhadap pengembangan ekonomi kreatif, khususnya subsektor mode dan kriya, yang berdampak pada identitas bangsa sekaligus perekonomian.

“Meski di masa pandemi, pengrajin kriya maupun wastra harus bisa semangat, bergerak, berkreasi, dan terus berkarya, walaupun secara umum angka penjualan masih menurun. Ini menjadi tantangan yang harus menguatkan,” tambahnya.

Selain itu, Dekranasda Babel juga memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan UMKM kerajinan melalui program/kegiatan dimulai dari pelatihan, pendampingan, dan pemasaran produk.

“Saya sempat pesimis, awalnya peserta kita cuma 3 orang. Tapi dengan usaha terus menginformasikan ke berbagai pihak, akhirnya peserta Cerita Wastra Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi yang terbanyak se-Indonesia yaitu, 96 orang,” pungkasnya.

Gubernur Erzaldi Rosman ikut mendukung adanya kompetisi ‘Cerita Wastra’. Menurutnya, dengan mengangkat kisah dari sehelai kain mampu memberikan value added (nilai tambah) terhadap produk.

Beri tahu mereka (calon pembeli), kain ini tidak main-main. Ada kisah yang menarik dan makna mendalam yang terlukis dalam kain ini. Bisa saja pembeli lebih tertarik kepada cerita kain ini. Jadi bukan hanya gambar saja yang bagus,” ungkap Gubernur Erzaldi.

Seperti hal nya ketika mendatangi Wisata Candi Prambanan, selain kemegahan candi yang memang luar, tapi cerita Ramayana yang terukir di candi ini memberikan nilai tambah bagi para pengunjung.

Baca Juga: Cara Kreatif Mengangkat Kain Tradisional Lewat Lomba Cerita Wastra
Pameran KKI 2021, Mutiara dan Motor Listrik Jadi Andalan Produk UKM NTB

Gubernur Erzaldi juga mengungkapkan kompetisi seperti ini harus lebih sering diadakan karena, hal ini secara langsung dapat berdampak pada peningkatan promosi dan permintaan pasar terhadap wastra.

“Kita promosikan sisi lain dari kain, saya yakin ini bisa jadi suatu modal bagi pengembangan kerajinan cerita Wastra Kepulauan Bangka Belitung,” pungkasnya.

Penyerahan hadiah pemenang Cerita Wastra (Sariagri/Doni)
Penyerahan hadiah pemenang Cerita Wastra (Sariagri/Doni)