Menarik, Game Indonesia Terbaru Tampilkan Detail Grafik Destinasi Wisata dan Makanan Khas

Ilustrasi - Bermain game di smartphone.(Pixabay)

Editor: Arif Sodhiq - Rabu, 8 September 2021 | 16:30 WIB

Sariagri - Produk kreatif Indonesia tampil dalam "Gamescom Global 2021" di Berlin, Jerman. Dalam ajang pameran game terbesar di dunia itu, produk kreatif Indonesia meraup potensi transaksi 13 juta dolar AS dari 28 peserta atau studio.

Atase Perdagangan Berlin, Nurlisa Arfani mengatakan produk kreatif Indonesia semakin dilirik peminat. Melalui pameran itu, produk kreatif Indonesia diharapkan dapat meningkatkan transaksi ekonomi di pasar global.

“Pemerintah Indonesia akan terus mendukung promosi game lokal ke berbagai pameran, diantaranya pameran game terbesar di dunia saat ini,” ujar Nurlisa dalam keterangannya, Rabu (8/9/2021).

Arfani mengatakan pelaku usaha produk kreatif games Indonesia yang tampil dalam pameran itu difasilitasi KBRI di Berlin bersama Atase Perdagangan Berlin, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Hamburg dan Asosiasi Games Indonesia (AGI).

Terdapat 39 peserta yang dukurasi Kemenparekraf dan AGI menampilkan produknya pada Paviliun Indonesia. Dari jumlah itu, 15 diantaranya difasilitasi Kemenparekraf, 10 oleh KBRI Berlin, dan 5 peserta oleh ITPC Hamburg.

“Konten game juga dapat dijadikan sebagai sarana promosi bagi sektor pariwisata maupun perdagangan,” tambah Nurlisa.

Beberapa game Indonesia terbaru menampilkan detail grafik yang menampilkan destinasi wisata, budaya maupun produk Indonesia antara lain kopi dan makanan khas Indonesia.

Game itu antara lain Si Juki Warteg Mania (Arsanesia), Selera Nusantara (Gambir Studio), Bubur Ayam Express (Gambir Studio), Warteg Gelora dan Bakso Horor (Megaxus), serta Nonstop Ngamen (Wisageni).

“Selain capaian potensi transaksi, di ajang ini game Indonesia terpilih sebagai game yang paling banyak diminati dari wilayah Asia Tenggara versi Virtual SEA and Southeast Asian Game Developers. Beberapa di antaranya adalah Nusantara Fighter, Fallen Elysium, Dusk at War, and Fading Star, dan Project Unseek,” pungkas Nulisa.

Untuk diketahui pada 2020, dari keseluruhan ekonomi kreatif di Indonesia, subsektor aplikasi dan game menempati posisi ke-7 dari 16 sebagai penyumbang PDB ekonomi kreatif Indonesia.

Baca Juga: Menarik, Game Indonesia Terbaru Tampilkan Detail Grafik Destinasi Wisata dan Makanan Khas
Sinergi PPATK dan Pemerintah Daerah Perkuat Integritas Perekonomian

Transaksi game mencatat nominal Rp24,88 triliun. Dari jumlah itu, 2,19 persen merupakan kontribusi subsektor Aplikasi Game Developer (AGD) untuk PDB Nasional.

Subsektor AGD menunjukkan tren kenaikan positif di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini dibanding dengan sub sektor lainnya. Subsektor AGD memiliki nilai pertumbuhan positif tertinggi kedua setelah subsektor televisi & radio, dengan pertumbuhan 4,47 persen.

Video terkait: