Manfaatkan Pelepah Pisang, Zaenuri Sukses Jadi Jutawan

Editor: Tatang Adhiwidharta - Jumat, 4 Februari 2022 | 20:30 WIB
Sariagri - Pandemi COVID-19 tidak menyurutkan kreatifitas Muhammad Zaenuri untuk bangkit dari keterpurukan, pria kelahiran Kelurahan Leneng, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok tengah, NTB ini sukses menyulap limbah pelepah pisang jadi barang yang bernilai ekonomis.
Berawal dari keprihatinannya melihat limbah pohon pisang yang tida dimanfaatkan warga sekitar, Zaenuri memunculkan ide cemerlang melalui tangan kreatifnya. Ia setiap hari mengumpulkan pelepah pohon pisang untuk disulap menjadi lampu hias, aksesoris dan bahkan furnitur.
"Awalnya saya melihat limbah ini banyak dibuang percuma, jadi saya mencoba membuat beberapa kerajinan," ungkapnya kepada Sariagri, Jumat (4/2/2022).
Tidak hanya pelepah pisang, namun dia juga memanfatkan limbah bambu, ampas karang, hingga ketak menjadi supenir. Zaenuri mengaku mendapatkan ide kreatifnya itu berkat dulunya sudah bekerja di Pulau Bali menjadi perajin anyaman bambu. Melalui itulah, ia mengembangkan bakatnya dengan memanfaatkan limbah yang terbuang.
"Sebelum ini dulu saya kerja di bali, tapi karena pandemi dan sekarang sepi lalu saya buat kerajinan disini, alhamdulillah hasilnya ternyata cukup untuk kebutuhan ekonomi," terangnya.
Di mata Zaenuri, jika kita ingin berusaha, tidak ada yang tidak mungkin, terlebih menurutnya semua manusia memiliki potensi dan kelebihan, hanya saja harus serius untuk dimanfaatkan.

Terbukti dari hasil kerajinannya itu, kini Zaenuri mampu menghasilkan omset hingga ratusan juta rupiah, dengan rata-rata penjualan per unit ia pasarkan seharga Rp 50 Ribu hingga Rp 500 Ribu tergantung tingkat kerumitan dan bahan yang digunakan.
"Saya jual biasanya tergantung kerumitannya sama bahannya," katanya.
Saat ini, produk yang dibuat Zaenuri mampu dipasarkan hingga luar negeri, seperti Jepang, Prancis, Finlandia hingfa Amerika. Pengiriman dilakukanya melalui rekanan yang ada di Bali, Maklum Pulau dewata merupakan awal Zaenuri membangun karirnya sebagai perajin, dan disana jaringan Buyer cukup banyak untuk mengirim produknya.
Untuk sekali pengiriman, pihaknya mampu mengirim dari jumlah paling sedikit sebanyak 1 kontainer, yang berisikan ribuan produk. Terakhir pada tahun 2021 lalu, Zaenuri menembus pasar luar negeri dengan jumlah pengiriman produk hingga 3 kontainer.
"Kemarin ada tamu yang datang, jadi pesanan lumayan banyak," akunya.
Untuk pasar lokal, produk Zaenuri dijual melalui pasar online, dan memasukan produknya untuk menjadi supenir di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika dan dipasarkan di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika.
Berkat kegigihannya tersebut, Zaenuri tidak saja mampu menghasilkan omset berlimpah, namun juga berhasil menyerap puluhan tenaga kerja.
Seperti Anwar misalnya, yang dulu merupakan pekerja pariwisata namun kini ditarik oleh Zainuri menjadi karyawannya, karena dirumahkan oleh perusahaan temparnya bekerja di Gili trawangan.
"Awalnya kemarin saya kerja di gili, tapi dirumahkan, alhamdulillah sekarang bisa bekerja disini," kata Anwar.
Disisi lain, Anwar bersyukur dari hasilnya membuat kerajinan mampu membantu persoalan ekonominya, dalam sehari, Anwar bisa mendapat bayaran sebesar Rp 80 Ribu hingga Ratusan Ribu rupiah.
"Alhamdulillah dapat membantu ekonomi, saya berharap agar pandemi ini segera berlalu," tukasnya.
Baca Juga: Manfaatkan Pelepah Pisang, Zaenuri Sukses Jadi Jutawan
Wamendag Dorong UKM Daerah Perluas Akses ke Pasar Global dengan Ekonomi Digital