Pemilik Resto di Korsel Naikkan Harga, Imbas Jokowi Larang Ekspor CPO

Ayam goreng. (Unplash)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Minggu, 1 Mei 2022 | 09:00 WIB

Sariagri - Sebuah larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO) yang telah diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ternyata berimbas pada pasar dan perekonomian negara lain. Salah satunya Korea Selatan.

Sebuah restoran ayam goreng murah di dekat pusat Kota Seoul terkena imbas larangan ekspor CPO Indonesia. Alhasil ia menaikkan harga ayam goreng chimaek.

Sang pemilik restoran, Lee, sebelumnya menahan diri untuk tidak menaikkan harga selama 1,5 dekade. Namun, saat ini berbeda, larangan ekspor minyak goreng Indonesia telah telah membuat Lee tidak punya pilihan lain selain menaikkan harga.

Lee menolak menyebutkan nama lengkapnya karena takut menarik perhatian publik dengan kenaikan harga ayam goreng di restorannya.

Pemilik restoran tersebut terpaksa harus menaikkan harga meski beresiko kehilangan pelanggan. Ia mengikuti langkah restoran ayam goreng terkenal lainnya di Korea Selatan yang sudah menaikkan harga lebih dulu.

"Semuanya naik, kotak minyak ini berlipat ganda, tepung bumbu naik, begitu juga ayam goreng," ujar Lee seperti dikutip dari Reuters.

Padahal, di restorannya sudah terpampang penghargaan layanan pelanggan dari kantor pemerintah setempat untuk rekor harga yang stabil.

"Kami (saat itu) belum menaikkan harga, tetapi sekarang sangat sulit dan kami perlu menaikkan harga sedikit," ujarnya.

Restoran-restoran kecil lain, salah satunya milik Lee, telah menaikkan harganya menjadi 8.000 won setara Rp91.968 untuk 1 ayam goreng. Sedangkan, jaringan restoran yang lebih besar akan mengenakan biaya hingga 20.000 won atau setara Rp229.921.

Genesis BBQ, merupakan salah satu jaringan restoran ayam goreng terbesar di Korea Selatan. Pekan lalu mereka mengatakan bahwa akan menaikkan harga untuk sebagian besar item di menunya.

Kenaikan harga makanan di Genesis BBQ terjadi untuk pertama kalinya dalam 4 tahun terakhir sebesar setelah langkah serupa dilakukan oleh 2 kompetitornya, Kyochon F&B dan BHC.

Korea Selatan mengimpor minyak hewani dan nabati senilai $2,2 miliar atau setara Rp31,9 triliun tahun 2021, yang mana sekitar 30 persennya adalah minyak sawit.

Berdasarkan data yang diperoleh, 56 persen minyak sawit yang Korea Selatan impor berasal dari Indonesia dan sisanya dari Malaysia.

Langkah pemerintah Indonesia selama seminggu terakhir untuk melarang ekspor CPO telah mengejutkan dunia hingga mendorong Malaysia 'kebanjiran' permintaan minyak sawit.

Sementara itu, Ottogi, produsen pizza beku dan mie ramen utama Korea Selatan mengaku sangat berhati-hati dengan meningkatnya permintaan minyak sawit Malaysia karena berpotensi terjadinya kenaikan harga.

"Kami dengan hati-hati mengamati situasi karena permintaan minyak sawit Malaysia dapat meningkat dan dapat menyebabkan harga yang lebih tinggi," kata juru bicara Ottogi.

Baca Juga: Pemilik Resto di Korsel Naikkan Harga, Imbas Jokowi Larang Ekspor CPO
Larangan Ekspor Migor dan CPO Jadi Perjudian Politik Jokowi

Larangan ekspor CPO Indonesia dinilai telah membuat pasar sawit dunia kacau setelah perang di Ukraina juga menekan pasokan minyak bunga matahari.

Usai pengumuman pemerintah Indonesia melarang ekspor CPO, harga patokan minyak sawit berjangka yang diperdagangkan di Malaysia melewati batas harian 10 persen yang mana sudah naik hampir 50 persen sejak awal 2022.