Anggota DPR: Mendag Payah, Belum Apa-apa Sudah Nyerah Urus Minyak Goreng

Mendag Zulkifli Hasan. (Antara)

Editor: Dera - Sabtu, 18 Juni 2022 | 14:00 WIB

Sariagri - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, mengkritik ide Menteri Perdagangan yang baru dilantik, Zulkifli Hasan, yang ingin menghapus minyak goreng (migor) curah. Ia menyebut Mendag payah karena seolah belum berbuat apa-apa sudah nyerah mengurus masalah migor curah.

Harusnya, kata Mulyanto, Mendag baru hadir dengan gagasan-gagasan dan terobosan baru. Bukan malah bolak-balik pada wacana lama yang berisiko menimbulkan masalah baru.

“Keinginannya ini senada dengan wacana yang dikembangkan oleh Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan, untuk menghapus dan melepas migor curah mengikuti mekanisme pasar,” kata Mulyanto.

Pihaknya menyatakan tidak setuju dengan ide tersebut. Ia menilai belum saatnya Pemerintah mengambil langkah kebijakan tersebut di tengah sengkarut persoalan migor saat ini.

“Jangan seperti pepatah, buruk rupa cermin dibelah. Karena ketidakmampuan mengendalikan pasokan dan harganya, maka migor curah tersebut dihapuskan dan dilepas mengikuti mekanisme pasar.

Negara tidak boleh lepas tangan, dengan dalih menyerahkannya pada mekanisme pasar. Negara harus hadir dan bertanggung-jawab melindungi segenap bangsa,” terang Wakil Ketua FPKS DPR RI tersebut. 

Mulyanto menganggap kondisi ini seperti sebuah paradoks karena di negeri yang kaya sumber daya alam (SDA) dan produsen migor nomor satu dunia, namun harga CPO internasional yang tinggi tidak menjadi berkah, malah justru sebaliknya menuai musibah.

Melansir laman pakmul.id, sampai hari ini harga migor curah bertengger di angka Rp18.150 sementara migor kemasan di angka Rp26.250 (data PIHPS Nasional 17/6). Masih jauh di atas HET migor curah yang sebesar Rp15.500 per kg, meski sudah disubsidi melalui instrumen DMO-DPO (domestic market obligation dengan domestic price obligation).

Bila migor curah dikemas secara sederhana, maka tambahan ongkos sebesar Rp.1.500 per paket.

“Jadi, kita tidak bisa membayangkan, kalau migor kemasan sederhana tersebut dilepas mengikuti mekanisme pasar yang oligopolistik. Tentu harganya diduga bakal melambung seperti migor kemasan premium yang ada sekarang,” tegas politisi yang kerap disapa Pak Mul ini

Menurut Mulyanto, dibanding harga migor di Malaysia, di mana migor subsisidi dijual Rp8.500 per kg dan migor non subsidi Rp. 19 ribu per kg, maka harga migor di kita ini jauh lebih mahal.

Baca Juga: Anggota DPR: Mendag Payah, Belum Apa-apa Sudah Nyerah Urus Minyak Goreng
DPR Ingatkan Mendag Baru: Turunkan Harga Migor, Jangan Cuma Umbar Janji

Mulyanto menilai seharusnya harga Migor di Indonesia sama atau mendekati harga migor di negeri jiran itu. Karena kita sama-sama produsen CPO utama di dunia. Bahkan dibanding Malaysia, Indoensia memiliki lahan kelapa sawit yang luas dan masih dapat ditingkatkan.

Menurutnya, Mendag baru harus hadir menatakelola pasar migor ini dengan baik, bukan malah meliberalisasikannya. Negara hadir memihak masyarakat dengan menyediakan pasokan migor yang cukup dan harga yang terjangkau, bukan menjadi kaki tangan oligarki melalui pasar yang ekstraktif.